Coba anda lempar sebutir kerikil ke dalam telaga yang tenang. Berpusat dari tempat jatuhnya kerikil itu, akan tercipta sebuah riak gelombang yang mengalun ke penjuru telaga. Kini, bisakah anda menghentika laju riak gelombang itu?
Mungkin anda mencoba dengan memasukkan telapak tangan anda ke dalam air, atau menghadangnya dengan kedua belah kaki anda. Namun yang terjadi adalah semakin banyak anda melakukan sesuatu pada permukaan telaga, semakin banyak riak gelombang baru bermunculan. Satu-satunya cara menghentikan laju riak gelombang itu hanyalah dengan membiarkannya berhenti sendiri.
Demikian pula dengan ketenangan dan pikiran. Semakin keras anda melakukan sesuatu pada pikiran anda, semakin sulit anda mencapai ketenangan itu. Amati saja, jangan tolak atau menghentikan riak pikiran anda. Biarkan pikiran berangsur-angsur tenang. Ketenangan diri dimulai dari ketenangan pikiran. Sedangkan ketenangan pikiran bermula dari ketenangan bernafas. Dalam nafas yang tenang, temukan jiwa yang tenang.
by: Ir. Andi Muzaki, SH, MT.
by: Ir. Andi Muzaki, SH, MT.
17 responses :
;49
gan kungjungi balik di http://13gost.blogspot.com
betul sekali sahabat, semakin keras kita berusaha melupakan sesuatu, justru semakin teringat, nice posting.
@13gost
siap Gan.. laksanakan! ;07
@Mari Berbagi
iya.. lebih baik diamati saja, akan kemana arah pikiran kita.
thanks sudah berkunjung ;04
;43
@Putri Edo Capriani
;18
amit-amit...jorok lu, ckckckckck ;33
@Putri Edo Capriani
;10
;45
@Putri Edo Capriani
udah ah.. ;37
;79
Lo bedua lg srimulat ya di cmnt??? (⌣́_⌣̀"). Ckckck..
;06 tp lucu kan best.
wah udah banyak nih emotnya.. minta donk jo ;14
@Bahrinvincible
ah.. Ipunk suka gitu
;13
Jo kirimin lah via dropbox sekalian tabnya ;80
@bahrinvicible
sudah daku letakkan di folder dropbox daku ya kawan ;11
jangan lupa gocengnya!!
;47
Post a Comment